Minggu, 28 Desember 2008
resolusi tahunan..
Mengingat tahun-tahun lalu saya selalu membuat resolusi sebagai motivasi dalam pencapaian hidup, saya pernah membuat beberapa resolusi yang saya sendiri saja tidak dapat mengingatnya satu persatu..saking banyakanya yang ingin saya capai dalam hidup saya tiap tahunnya..
ada yang sudah terwujud, ada yang belum, dan tidak sedikit pula yang terlupakan oleh saya…
hebat rasanya bisa melewati tahun demi tahun dan bisa merasakan sebuah pengalaman baru juga moment-moment tak terlupakan.
mengulas balik apa saja yang terjadi di tahun 2008 dalam hidup saya..
di awal tahun 2008 sebuah resolusi saya yang terwujud ialah saya bisa menyelesaikan kerja praktek saya di sebuah percetakan “METAPRINT” yang tidak terlalu besar, berlokasi di kawasan kebayoran lama. Ini adalah kali pertama saya mencoba bekerja benar-benar sebagai tenaga kerja kreatif, bukan lagi seorang mahasiswa jurusan desain komunikasi visual. Disini saya belajar menggunakan macromedia freehand, adobe indesign, mempelajari bagaimana sebuah desain siap untuk naik cetak, dan semuanya yang berurusan dengan masalah printing khususnya offset printing.
Kemudian di awal Maret saya mendapatkan sebuah pekerjaan yang menurut saya ini langkah awal saya untuk terjun ke industri kreatif, dengan menjabat posisi sebagai creative designer sebuah perusahaan in house “PT.TRU CONCEPT” yang bergerak dalam industri FnB “food and beverage”, berlokasi di kawasan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.
Banyak pelajaran dan pengalaman yang saya peroleh disini..
belajar memiliki tanggung jawab yang lebih besar, menjalin sebuah teamwork yang baik, memecahkan suatu permasalahan..dan pastinya, memiliki uang hasil kerja keras sendiri.
Dipertengah tahun pada bulan Juli saya mendapatkan sebuah kejutan yang diberikan oleh sahabat-sahabat saya di Institut Kesenian Jakarta, terimakasih buat Henry Victor Pangabean (pada saat itu sedang sakit), Fajrian, Norman Maulana, Rengga Adhiwena Bintoro, Nur Anis Setiawan, Sapta Hudaya, R. Siti Husnul Ch, Dita Rahmasari, Carolline Mellani, Francisca Edwina, Dhany Arliyanti, dan Silvy Nuraini (sibuk dengan Tugas akhirnya).
Sebuah resolusi selanjutnya saya bisa mencapai titik terakhir untuk menuntaskan tanggung jawab saya sebagai Mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mendapatkan sebuah gelar S.Sn (baca : Sarjana Seni), dan sekarang saya sedang menjalani tugas akhir tsb dengan mengangkat tema “Promosi Fashion First @ Senayan City sebagai Pembangun brand”
Menjelang akhir tahun sebuah kebanggan saya bisa mengadakan pameran yang diadakan oleh Institut Kesenian Jakarta didukung oleh pemerintah dalam program PHK (program hibah kompetisi). Kita (saya, R.Siti Husnul Ch, Dita Rahmasari, Nadya Saskianti) memamerkan hasil tugas akhir mayor 5 dengan tema “JAKJAZZ ‘08– Step Into The Jungle of Jazz”. Selain karya kita yang dipamerkan ada beberapa karya lainnya seperti “GOES Sepeda” (kelompok Fajrian, Henry Victor, Sapta Hudaya, Nur Anis Setiawan), “Eye Read – Knowvel days” (kelompok Norman Maulana, Rengga Adhiwena Bintoro, Fransisca Edwina, Dhany Arliyanti), karya tugas akhir Mellanie “Buku Edukasi POP UP Dunia Fantasi”, karya tugas akhir Alifia “Buku perjalanan segelas susu”, karya tugas akhir Taufan Putra “Promosi kota tua FRESHTIVAL”. Tidak lupa kami ucapkan Terima kasih untuk Bpk. Rizki Arbali (Selaku Manager EMAX) dan EMAX kemang atas kerjasamanya dalam menyelenggarakan pameran yang berlangsung selama 7 hari ini. Terimakasih juga untuk para dosen fakultas Seni Rupa yang telah mendidik dan mensupport kita semua, tidak lupa juga ucapan tarima kasih kepada Andi Susanto’05, Catherine’06, Beng-beng’06 yang telah menjaga pameran kita dengan baik.
Kemudian sebuah harapan yang terwujud bisa menjalankan bisnis kecil-kecilan, berawal dari kecintaan saya dan kakak-kakak saya terhadap cakes akhirnya kita (saya, Fetrisya Martha Gosal dan Amilia Ardini) mencoba untuk menjual segala macam cakes dengan kekhususannya di CUPCAKES. Dan kita beri nama ZWEED’KEIK. Syukur alhamdulilah ZWEED’KEIK kini sudah cukup banyak peminatnya dan profil ZWEED’KEIK sudah terpampang di hers magz. Terima kasih kepada Gadis (reporter hers magz) dan Wina (graphic desainer hers magz) telah memberikan kesempatan kepada ZWEED’KEIK. Achievement yang membanggakan buat ZWEED’KEIK. tetap berjuang untuk ZWEED’KEIK..(let check this sites www.zweedkeik.co.cc)
Hmmm…mungkin itu beberapa yang saya ingat dalam hidup saya selama tahun 2008, jadi buat saya di tahun 2008 menjadi tahun yang cukup menggembirakan.
sekarang saatnya saya untuk me’list lagi resolusi apa saja yang akan saya ucapkan pada malam tahun baru nanti..
Semoga di tahun depan resolusi-resolusi saya dapat terujud dan banyak kejadiaan yang lebih menyenangkan..
Jumat, 26 Desember 2008
sebuah nickname dari para teman-teman..
Rabu, 24 Desember 2008
hasil wawancara "fashion branding"
Syahmedi Dean
(Chief Editor SOAP magz, writer, kontributor area magz, swankglossy, pengamat fesyen).
10 Desember 2008
Perbincangan ini di lakukan setelah jam makan siang, pukul 14.30 berlokasi di Plaza Senayan, bersama dengan Melani dan Dita.
Bram Martian (BM) : siang mas dean, saya bram. maaf mas agak telat. Sudah lama mas menunggu?
Syahmedi Dean (SD) : hi bram, belum kok saya juga belum lama.
(BM) : baik mas, kita langsung aja yah mas ke pertanyaan saya. Apakah mas Dean pernah mengunjungi Fashion First @ Senayan City?
(SD) : Sudah.
(BM) : Apa tanggapan mas Dean mengenai Fashion First @ Senayan City itu sendiri, sesuai dengan judul saya ”Promosi Fashion First @ Senayan City sebagai pembangun Brand” saya ingin membranding Fashion First agar bisa diterima oleh masyarakat, kebetulan Fashion First juga terbilang baru di indutri fesyen..
(SD) : Secara presentasi visual, masih tergolong biasa saja. Belum ada sesuatu yang berbeda. tetapi dari event2nya yang mereka buat membuat mereka menjadi inovatif bagi industri fesyen.
(BM) : Bisa dijelaskan sedikit arti dari fashion menurut mas dean?
(SD) : Satu bidang aktifitas manusia yang sejajar dengan bidang ekonomi, sosial, politik, sport, dll. Karena kalau membicarakan fashion ada elemen2 tersendiri yang terdapat di dalam fesyen tersebut. Jadi fesyen sangat luas kalau diartikan.
(BM) : Menurut mas Dean, apakah fesyen menjadi monopoli golongan tertentu saja?
(SD) : Fesyen ada di semua segmen, fesyen ada di semua level, semua orang membutuhkan fesyen. Hanya saja kebutuhan fesyen tiap segmen berbeda-beda, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan refrensi masing-masing. Tapi pada intinya semua segmen membutuhkan fesyen, karena ingin mendapatkan efek sosial.
(BM) : Menurut mas Dean apa arti Fashion Branding ?
(SD) : Pencitraan sebuah produk dalam bidang fesyen.
(BM) : Seberapa perlu Branding sebuah produk fesyen / brand fesyen ?
(SD) : Sangat perlu, karena sangat menyangkut kepada tingkat daya kenal dan daya jual terhadap produk / brand fesyen tersebut. Semakin orang mengenal, mengetahuinya maka brand itu semakin dikenal dan efeknya makin banyak orang yang akan mengkonsumsi produk fesyen tersebut.
(BM) : Menurut mas Dean fashion Branding yang terbilang sukses itu yang seperti apa?
(SD) : yang mudah dikenal, disukai, dan membuat ”nagih”. Contoh brand lokal yang bisa terbilang bagus brandingnya Hammer dan Country Fiesta. Sempat beberapa kali memuat iklan di majalah, dan sempat digandrungi di eranya.
(BM) : Apakah di Indonesia sudah ada desainer fesyen yang sudah melakukan fashion branding?
(SD) : Ada, beberapa desainer yang melakukannya tetapi hanya sesekali saja, tidak rutin. Biasanya mereka melakukan fashion branding tidak dengan sengaja. Biasanya dengan melakukan pemotretan di majalah, atau pakaian yang dikenakan oleh selebritis menghadiri sebuah gala event, dsb. yang secara tidak langsung akan mengangkat nama desainer tersebut.
(BM) : kalau begitu apa bedanya fashion branding dan fashion campaign mas?
(SD) : Beda, fashion branding lebih terfokuskan kepada produk brand yang akan dijual, sedangkan fashion campaign lebih kepada system bagaimana menjual produk tersebut.
(BM) : Setelah saya lihat2 refrensi dan beberapa iklan produk fesyen, kebanyakan digarap dengan media fotografi saja, kenapa begitu ya mas?apakah ada pendekatan lain yang bisa digunakan?
(SD) : Fesyen itu esensinya adalah visual, semua ujungnya pasti akan visual. experience terhadap brand fesyen itu ya dari visual, konsumen akan lebih memahami produk fesyen melalui bahasa visual, tidak perlu kata-kata. karena dalam fesyen visual berbicara. Kalau di persentasekan 90% visual 10% verbal. Bisa-bisa saja dengan pendekatan lain, tergantung dari tujuannya dan kebutuhan.
(BM) : Kalau begitu batasan / ketentuan apa saja yang harus diperhatikan untuk mempromosikan sebuah produk fesyen?
(SD) : Tidak ada ketentuan dan batasannya. Tetapi ada etikanya, tetap mengikuti norma-norma yang berlaku, SARA, RUUAPP, dan aturan-aturan yang dapat melanggar hukum lainnya harus diperhatikan.
(BM) : oh iya mas, apa sih yang melatarbelakangi sebuah konsep visual dari fesyen, seperti tema yang angkat diangkat?
(SD) : Biasanya fesyen sangat dekat dengan keseharian dan sekitar kita, rata2 isu yang akan diangkat yah isu yang sedang menjadi perbincangan banyak orang. misalnya saat ini orang membicarakan GLOBAL WARMING. Akhirnya Fashion First mengangkat tema Greener Nation.
(BM) : Pendekataan seperti apa yah mas yang paling pas untuk fesyen. Apakah deskriptif, persuasif, atau imaginatif?
(SD) : Menurut saya yang paling pas itu yang imaginatif menuju kearah deskriptif. Biarkan orang berpikir dan dapat mempersepsikannya sesuai dengan imaginasinya, tetapi tetap mengandung unsur persuasif sehingga konsumennya tahu informasinya juga..
(BM) : Kalau untuk musim fesyen di Indonesia gimana mas?
(SD) : Memang di luar ada empat musim, semester 1 (spring/summer) semester 2 (fall/winter) sedang di Indonesia hanya ada 2 musim saja. Tetapi untuk fesyen tetap mengacu kepada musim internasional. Kan judulnya nanti hanya koleksi spring/summer atau fall/winter saja, tetapi pengaplikasiannya akan berbeda. Mungkin kalau jaket musim dinginnya akan dibuat dengan bahan yang lebih tipis daripada di luar negeri, dsb. Dan biasanya kalau memasuki fall/winter suhu ruangan akan dibuat lebih dingin, sehingga orang akan terpancing untuk membeli koleksi fall/winter tersebut. Dalam fesyen indera di libatkan, tidak hanya penglihatan, tetapi rasa, pendengaran juga mempengaruhi. Semua yang ada di etalase toko semuanya diperhatikan.
(BM) : Menurut mas Dean, bagaimana perkembangan industri fesyen di Indonesia?
(SD) : Sudah sangat pesat, salah satu pendukungnya sudah banyak sekali media cetak yang terbit.
(BM) : apakah hanya dipengaruhi oleh media cetak saja mas..?
(SD) : tidak juga, selain media cetak (majalah, koran), internet dan pertelevisian juga sangat mendukung perkembangan fesyen di Indonesia. akan tetapi, pertelevisian sangat jarang memuat adanya iklan fesyen lebih banyak memuat berita (politik, ekonomi, sosial, dsb). dan sifatnya terlalu massal.
(BM) : Apa yang membedakan industri fesyen dalam negeri dan luar negeri?
(SD) : Industrinya sama, hanya kualitasnya saja yang berbeda. Daya tahan produknya lebih tahan lama. Produk luar biasanya melalui tahap riset terlebih dahulu, sebelum mengeluarkan sebuah produk. Kalau di Indonesia hanya melalui feeling saja, meraba-raba. Masyarakat Indonesia pada umumnya mau lebih diakui, sehingga mereka selalu mengacu kepada produk2 luar yang sudah punya brand.
(BM) : Menurut mas Dean, sebagai seorang yang memiliki background DKV. Apa saja yang perlu diperhatikan untuk logo produk fashion?saya sering kali melihat logo diterapkan dalam logotype bukan logogram, menagapa?
(SD) : Logo pada produk fashion harus mudah diingat, simple, dan bisa menjadi emblem strata social tertentu. harus jelas nama dari si produknya tersebut apa, karena nantinya akan mempengaruhi image si pemakai produk fesyen tersebut. Misal ”ZARA” orang dengan mudah mengenal dan mudah mengingatnya dan kalau memakai ZARA yah konsumen nantinya akan percaya diri.
(BM) : Apakah tagline dibutuhkan untuk sebuah brand fashion?
(SD) : Tergantung, untuk yang High End Brand tagline tidak terlalu dibutuhkan, karena segmennya juga sudah memiliki product knowledge. Untuk yang menengah dibutuhkan tagline untuk membantu penegasan ke point yang dituju, dan menjelaskan produk yang dijual seperti apa.
(BM) : pertanyaan terakhir saya mas..
Menurut mas dean strategi fashion branding yang efektif dan efisien seperti apa?
(SD) : semua strategi mungkin sama bagusnya, tetapi yang perlu diperhatikan intensitasnya. Seberapa sering mengiklankan. Jangan sesekali saja...
(BM) : terima kasih banyak mas untuk waktunya mas dean..
(SD) : Sama-sama bram, sukses yah tugas akhirnya...
Senin, 22 Desember 2008
happy mother's day..
..sempat terlintas bagaimana cara untuk bisa merayakan mother's day..
mungkin tidak seperti perayaan 17 agustus yang sangat identik dengan panjat pinang, lomba menghabiskan kerupuk, atau memasukan koin ke dalam botol..
atau dengan perayaan lainnya seperti meniup lilin sambil menyanyikan jingle-jingle..
apakah kita bisa merayakan dengan hal yang sama??
ataukah berbeda dari perayaan lainnya, apakah ini bisa dibuat lebih special, karena kita merayakannya untuk "dia" yang sangat spesial..
saya pun sempat bingung bagaimana bisa membuat ini menjadi sangat spesial,,
mengirimkan rangkaian bunga?atau memberikan kue dengan hiasannya, ataukah se'setel baju atasan dan bawahannya??
mungkin itu udah sering kita lakukan untuk sebuah ceremony pada umumnya..
"selamat hari ibu...ibu", "hadiah apa yang ibu mau..??"
"ibu gak mau hadiah apa-apa, ibu cuma mau kamu sayang sama ibu.."
i love u mom..
(BoyzIIMen - mama u know i love u..u are the queen of my heart..)
Minggu, 07 Desember 2008
Jumat, 05 Desember 2008
Kamis, 04 Desember 2008
i playing
...ketika matahari bersinar, terdengar suara burung bernyanyi, sang awan menari-menari bersama tiupan angin..
"aku ingin bermain.."
bermain bersama sang matahari, bernyanyi bersama sang burung, dan menari-nari bersama sang awan dan tiuapan angin..
hip-hip horaaaaaaaayyyy...
i playing.
- alia the cute's girl..
45 rules for creating a great logo design
2. get rid of everything that is not absolutely necessary.
3. type must be easy enough for your grandma to read.
4. the logo must be recognizable.
5. create a unique shape or layout for the logo.
6. completely ignore what you parents and/or spouse think about the design.
7. confirm that the logo looks appealing to more than just three (3) individuals.
8. do not combine elements from popular logos and claim it as original work.
9. do not use clipart under any circumstances.
10. the logo should look good in black and white.
11. make sure that logo is recognizeable with inverted.
12. make sure that the logo recognizeable when resized.
13. if the logo contains an icon or symbol, as well as text, place each so that they complement one another.
14. avoid recent logo design trends. Instead, make the logo look timeless.
15. do not use special effects (including, but not limited to ; gradients, drop shadows, reflections, and light bursts).
16. fit the logo into a square layout if possible, avoid obscure layouts.
17. avoid intricate details.
18. consider the different places and ways that the logo will be presented.
19. invoke feelings of being bold and confident, never dull and weak.
20. realize that you will not create a perfect logo.
21. use sharp lines for sharp businesses, smooth lines, for smooth businesses.
22. the logo must have some connection to what it is representing.
23. a photo does not make a logo.
24. you must surprise customers with presentation.
25. do not use more than two fonts.
26. each element of the logo needs to be aligned. left, center, right, top, or bottom.
27. the logo should look solid, with no trailing elements.
28. know who is going to be looking at the logo before you think of ideas for it.
29. always choose function over innovation.
30. if the brand name is memorable, the brand name should be the logo.
31. the logo should be recognizeable when mirrored.
32. even large companies need small logos
33. everyone should like the like design, not just the business that will use it.
34. create variations. the more variations, the more likely you are to get it right.
35. the logo must look consistent across multiple platforms.
36. the logo must be easy to describe.
37. do not use taglines in the logo
38. sketch out the ideas using paper and pencil before working on a computer.
39. keep the design simple.
40. do not use any "swoosh" or "globe" symbols.
41. the logo should not be distracting.
42. it should be honest in its representation.
43. the logo should be balanced visually.
44. avoid bright, neon colors, and dark, dull colors.
45. the logo must not break any of the above rules.
what is brand??
semakin memahami apa itu brand?
- brand bukan sekedar sebuah logo
- brand bukan sebuah corporate identity system
- brand bukan merupakan sebuah produk
orang marketing sering membicarakan tentang mengatur sebuah brand, dan mereka selalu mengartikannya sama dengan mengatur sebuah produk. Mengatur sebuah brand sama dengan mengatur sesuatu yang lebih memiliki nyawa dan terdapat sebuah pesan yang tersirat.
brand merupakan perasaan (gut felling -red) seseorang terhadap sebuah produk, pelayanan, atau perusahaan. bisa dibilang gut feeling karena terpengaruh secara emotional, intuisi, dan pemikiran yang lebih rasional.
in the other words brand merupakan "is not what you say it is. IT's what they say it is".
Rabu, 26 November 2008
...akhir sebuah perjalan
to undestand i'm only doing this for you.
i dont really wanna go..." (Nina - iloveu goodbye)
Senin, 24 November 2008
"iconic"
seringkali iconic dipakai untuk mengingat orang lain yang rasanya tidak mungkin kita harus mengingat dengan nama "budi". Ada ribuan orang menggunakan nama "budi, adit, andi, ani, santi, siti, dsb.."
lebih singkatnya nama2 tersebut diganti dengan icon2 baru yang lebih pas..
nama teman2 saya yang menggunakan iconic mengganti namanya untuk mencari perbedaan dari yang sama :
Sapta Hudaya = .deadduke
Henry Pangabean = flower an me
Fajrian = bum
R. Siti hucnul Ch = nona kumis
Bram Martian = superhore
Dita Rahmasari = ditjaw
Nadya saskianti = nadyogaga
Carolline Mellani = nona ungu
Dhany Arlianti = gadis radio
Norman Adi Maulana = omenium
Rengga Adhiwena Bintoro = gaernk
Nur Anis Setiawan = anis wuku'wuk
Fransisca Edwina = dewhin
Silvy Nuraini = mpiew
Teuku Syahnureza = popon
begitulah kira2 kita menyebut dengan istilah masing2..mencari perbedaan dan sebagai simbol diri..
Sabtu, 22 November 2008
jakarta 24 hours
ada segelintir orang yang masih menjalankannya tapi tidak sedikit juga orang yang membuat kehidupannya berbalik 180 drajat. atau malah "selalu melek 24 jam"..
menjalankan segudang aktifitasnya atau bahkan mencari hiburan malam hari, melepas stress di waktu officehour.
seperti saya misalnya..selalu berkumpul bersama teman2 untuk bisa mengobrol, bercanda, hanya pada malam hari setalah jam pulang kantor..
rasanya kehidupan 24 jam menjadi happening, lihat saja banyaknya tempat makan yang memberikan pelayanan 24 jam, warnet 24 jam, warung indomi rebus 24 jam yang semakin menjamur, circle K dengan konsep 24 hournya juga semakin merambah ke daerah jakarta pusat yang tadinya bisa terhitung oleh jari..
kejadian ini tidak melulu merugikan, mungkin ini menjdai sangat menguntungkan bagi orang2 yang mengidap penyakit insomnia atau orang yang menganggap dirinya "manusia malam" atau orang yang menganut waktu dalam sehari 36 jam.
kalo menurut sujiwo tejo Jakarta mengadopsi semangat unit gawat darurat yang selalu siap sedia melayani rakyatnya 24 jam.